- Peristiwa Jepang Menyerah kepada Sekutu
Pada Tanggal 6 agustus 1945 tentara Amerika Serikat menjatuhkan bom atom di kota Hirosyima, jepang pun lumpuh dan tidak berkutik. Akhirnya, pada tanggal 15 Agustus 1945 jepang menyerah tanpa syarat kepada sekutu, upacara penyerahan secara resmi di laksanakan pada tanggal 2 September 1945 di kapal Missouri milik Amerika Serikat yang sedang merapat di Teluk Tokyo.
- Perbedaan Pandangan Antarkelompok tentang Proklamasi
Akibat menyerah nya jepang kepada sekutu di indonesia terjadi vacuum of power artinya tidak ada pemerintah yang berkuasa. Kekosongan itu dimanfaatkan sebaik-baik nya oleh bangsa indonesia untuk segera memproklamasikan ke merdekaanya. Para pemuda yang dipelopori Sutan Syahrir segera bertindak. Mereka menemui Bung Karno dan Bung Hatta serta meminta agar segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia. Akan tetapi, Bung Karno dan Bung Hatta menolaknya, Bung karno beralasan akan mengadakan pembicaraan dulu dengan PPKI. oleh karena badan inilah yang bertugas mempersiapkan kemerdekaan Indonesia.
Para pemuda mengadakan dua kali pertemuan untuk membahas sikap Bung Karno Dan Bung Hatta yang tidak mau segera memproklamasikan kemerdekaan indonesia. Pertemuan pertama berlangsung di Lembaga Bakteriologi di Jalan Pagangsaan Timur. Pertemuan kedua di langsungkan di asrama Barperpi di Jalan Cikini 71 Jakarta. Dari berbagai rapat itu, mereka memutuskan akan mengasingkan Soekarno - Hatta ke Rengasdengklok agar tidak terpengaruh jepang.
Pertemuan iu dipimpin Chareul Saleh. Rapat memustuskan bahwa mereka akan mengajukan tuntunan yang radikal dan menegaskan bahwa kemerdekaan bangsa indonesia adalah hak dan persoalan rakyat indonsia sendiri yang tidak dapat digantungkan pada negara lain. Segala ikatan dan hubungan dengan janji kemerdekaan dari jepang harus diputuskan.
Puncak pertentangan antara golongan muda dan golongan tua adalah terjadinya peristiwa Rengasdengklok. Pada hari Kamis tanggal 16 Agustus 1945 sekitar pukul 4.00, rombongan para pemuda yang telah membawa Ir.Soekarno dan Drs. Moh.Hatta menuju Rengasdengklok. Turut serta dalam rombongan adalah Ibu Fatmawati, istri Bung Karno dan putranya, Guntur Soekarno Putra
Pada hari itu, rombongan Ir. Soekarno dan Drs.Moh Hatta sampai rengasdengklok. Kemudaian, rombongan diterima oleh Shu bernama (Djjaw, Kie Sung di desa Rengasdengklok, tidak jauh dai aliran Sungai Citarum.
Mengetahui hal tersebut Ahmad Subarjo Mendesak para pemuda agar mengembalikan Soekarno - Hatta ke Jakarta. Ahmad Subarjo memberikan jaminan kepada para pemuda. Beliau menyatakan bahawa Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Akan Dilaksanakan Pada tnaggal 17 Agustus 1945 kalau Bung Karno dan Bung Hatta dapat kembali pada saat itu juga. Ahmad Subarjo menyatakan, kalau sampi pukul 12.00 tanggal 17 agustus 1945, Proklamasi belum terjadi, nyawanya akan menjadi jaminan. Dengan jaminan Ahmad Subarjo itu, Ir. Soekarno dan Bung Hatta beserta rombongan kembali ke jakarta
- Perumusan Teks Proklamasi
Malam hari sekitar pukul 23.00 tanggal 16 Agustus 1945, Bung Karno berserta rombongan tiba di Jakarta. Mereka kemudian menuju rumah Laksamaa Maeda (sekarang jalan Imam Bonjol NO. 1). Di rumah Maeda ini mereka merumuskan barteks Proklamasi. Laksamana Maeda adalah seorang Kepala Perwakilan Angkatan Laut Jepang yang bersimpati terhadap perjuangan kemerdekaan bangsa Indonesia. Beliau bersedia memberikan jaminan kemanan terhadap berlangsungnya perumusan teks Proklamasi. Soekarno, Moh. Hatta, dan Ahmad Subarjo kemudian masuk di sebuah ruangan (ruang makan keluarga Maeda) yang diikuti Sukarni, Sayuti Melik, dan B.M.Diah
Dari ruang makan keluarga Maeda itulah Ir. Soekarno, Drs. Moh. hatta, dan Ahmad Subarjo merumuskan teks Proklamasi. Perumusan disaksikan oleh Sukarni, Sayuti Melik, dan B.M Diah. Setelah di lakukan dialog singkat dan berkat andil pemikiran dari Bung Karno, Bung Hatta, dan Ahmad Subarjo, Teks proklamasi berhasil dirumuskan di rumah Ir. Soekarno Jalan Pegangsaan Timur No.56 Jakarta pukul10.00
Sejak pagi hari, rumah Ir.Soekarno tampak sibuk. Suwiryo selaku Wakil Wali Kota Jakarta tampak sibuk, Suhud, seorang anggota Barisan Pelopor ditugasi untuk mencari tiang bendera dan menyiapkan bendera merah putih. Untuk tiang, Diperoleh sebatang bambu. Bendera Merah Putih diperoleh dari Ibu Fatmawati yang dijahit sendiri olehnya
Pukul 10.00 acara dimulai. Acara dibuka dengan pidato Ir, Soekarno sebagai pengantar, selanjutnya, Ir.Soekarno membacakan teks Proklamasi tersebut.
Setelah menyatakan Proklamasi, dilakukan pengibaran bendera Merah Putih. Pengibaran bendera Merah Putih ini dilakukan oleh seorang mantan Komandan Peta, Latif Hendraningrat dibantu oleh S.Suhud, tanpa dikomando, bersamaan dengan naiknya bendera Merah Putih itu para hadirin mengumandangkan lagu Indonesia Raya yang di ciptakan W.R Supratman . Untuk mengabadikan peristiwa Proklamsi Kemerdekaan Indonesia itu, di halaman rumah jalan Pegangsaan Timur No.56 dibangun Tugu Proklamasi. Tugu itu dibangun tahun 1946
Sumber:Ips Terpadu kelas 8 smp (wisnu)